Entri Populer

Minggu, 06 November 2011

SANG PUJANGGA BESAR MUSLIM

Dr. Muhammad Iqbal



Oleh: Herisuanto bin Mahfudz

Dr. muhammad Iqbal adalah salah seorang tokoh abad ke-20 yang menjadi kebanggaan dunia islam, dulu, kini dan akan datang. Beliau telah memberikan sumbangan besar pada dunia islam bahkan dunia internasional, Tokoh yang berasal dari Pakistan ini selain terkenal sebagai penyair besar dalam peradaban dunia sastra islam juga terkenal sebagai pemikir, filosof, ahli perundang-undangan, reformis, politikus, ahli kebudayaan dan pendidikan.
Kalau kita perhatikan karya-karyanya yang dituangkan dalam syair-syair dan puisinya dapat kita tangkap beliau tidak hanya menyerukan rasa hatinya dalam pembentukan atau kemerdekaan negara Pakistan dari tangan penjajah, tetapi juga tentang kegemilangan zaman islam di Spanyol, mengenai nasib Umat islam seperti faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran umat islam dan faktor-faktor yang mendorong kebangkitan umat islam, beliau juga menyinggung tentang keburukan dan kebaikan budaya barat dan sebagainya.

Riwayat Hidup Sang Penyair

Dr.Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Wilayah Punjab (pakistan barat) pada tahun 1877. Iqbal berasal dari keluarga Brahma Kashmir, tetapi nenek moyang Muhammad Iqbal telah memeluk islam 200 tahun sebelum Ia dilahirkan. Ayah muhammad Iqbal, Nur Muhammad adalah penganut islam yang taat dan cenderung ke pada ilmu tasawuf.
Dengan lingkungan dan asuhan yang ada dalam rumah muhammad Iqbal, sedikit banyak telah menanamkan roh islam dalam jiwa Muhammad Iqbal, Ia masuk sekolah dasar dan menengah di Sialkot. pada masa yang sama Ia mendapatkan pendidikan agama secara langsung dari seorang guru yang bernama Mir Hassan, dari guru beliau ini ia memahami islam secara mendalam, mengajarinya sikap kritis dan mengasah bakatnya dalam dunia kesusastraan.
Tidak berlebihan jika dikatakan pengaruh didikan gurunya Mir Hassan ini direkam mendalam dan sangat mempengaruhi jiwa Muhammad Iqbal yang ia ukir lewat untaian bait-bait syair sebagaimana tergambar dalam rangkaian sajaknya ini:
Cahayanya dari keluarga Ali yang penuh berkah
Pintu gerbang dibersihkan sentiasa, bagiku bagaikan Kaabah
Nafasnya menumbuhkan tunas keinginanku
Penuh ghairah hingga menjadi kuntum bunga yang merekah indah
Daya kritis tumbuh dalam diriku oleh cahayanya yang ramah.
(Lihat Dr. H. H. Bilgrami; 1979:16).

Pada tahun 1895 Muhammad iqbal melanjutkan sekolahnya di Government College Lahore. di sini ia dapat menguasai bahasa arab dan inggris dengan baik disamping penguasaanya terhadap bahasa urdu dan bahasa persi. Ia lulus sarjana muda Bachelor of Arts tahun 1897 untuk jurusan Filsafat, Bahasa Arab, dan Sastera Inggeris, dan gelaran Master of Arts pada 1899, setelah itu Ia mendalami bahasa arab di Oriental College, Lahore. saat beliau mendapatkan gelar Master of Arts Ia bertemu dengan Sir Thomas Arnold, seorang cendekiawan pakar filsafat modern, yang kemudian menjadi jambatan Iqbal ke peradaban Barat dan mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan di Eropa. Selama berada di Lahore Iqbal banyak penulis puisi dan banyak berkenalan dengan sastrwan-sastrawan terkenal serta aktif pada persatuan-persatuan sastrawan di sana.
Muhammad Iqbal yang kuat keislamannya sangat tertarik kepada Profesor Thomas Arnold Sahabat rapat kenalannya sekaligus gurunya, karena Thomas Arnold seorang orientalis yang berpegang teguh kepada fakta-fakta ilmiah, cenderung kepada kebenaran, tidak merendahkan Islam dan tidak mencaci penganut-penganut Islam, sebagaimana setengah orientalis yang anti Islam.
Dengan gagasan ilmu dan kebudayaan Islam murni yang dipelajarinya dari Mir Hassan dan cara Thomas Arnold menyampaikan pengetahuan Islam, menimbulkan dua pengaruh dalam diri Muhammad Iqbal yaitu menghayati nilai suci Islam dan menghargai serta mengambil nilai-nilai yang baik dari peradaban Barat.
Selama Belajar di Eropa pemikiran Muhammad Iqbal tidak jumud sebaliknya ia memperhatikan dengan hikmah perkembangan peradaban barat. Ia mendapatkan bahwa orang orang Barat lebih mementingkan kebendaan dari pada kehormatan, mereka mengagungkan paham materialisme, imperialisme, dan nasionalisme. Iqbal mengingatkan bahawa kehidupan masyarakat yang sedemikian itu lambat-laun akan musnah dan binasa seperti yang dibayangkannya dalam sajaknya ini :
Saat tersingkap rahsia telah datang
Sang kekasih kan dipandang semua orang
Rahsia yang tersembunyi dalam kesunyian
Akan menjadi kenyataan.
Wahai penduduk benua Barat,
Bumi Tuhan bukanlah kedai
Apa yang kalian anggap berharga,
Akan terbukti tak bernilai
Peradaban kalian akan bunuh diri
Dengan senjatanya sendiri,
Sarang yang dibangunkan di atas kerapuhan dahan
Pasti tak akan lama bertahan.
(Lihat Dr.H.H.Bilgrami; 1979:18)


Karya-karyanya

Muhammad Iqbal adalah seorang yang kreatif berpuisi. Segala pemikiran dan perjuangannya terpancar dalam puisinya yang bernafaskan Islam dengan pengolahan bahasa dan bait syair yang indah. Oleh kerana itu beliau lebih dikenal sebagai sastrawan besar islam.
Antara karya puisinya yang dianggap besar pernah diterbitkan ialah Asrari Khudi (Rahsia agung-Rahsia Peribadi), terbit pada tahun 1915, diikuti dengan Rumuz bi Khudi (Rahsia tidak Mementingkan Diri Sendiri), pada tahun 1917, Fayami Mashriq (Pesan Untuk Timur), Tulu'ul Islam (Munculnya Islam) dan banyak lagi pada tahun-tahun berikutnya, bukunya yang dianggap penting ialah Reconstruction of Religious Thought in Islam (Membina Kembali Cita-Cita Keagamaan Dalam Islam) dan sebuah lagi yang tidak dapat disiapkannya kerana sakit tua yang dideritanya ialah The Reconstruction of Muslim Jurisprudence. Kebanyakan sajak-sajaknya ditulisnya dalam bahasa Parsi dan Urdu.
Setelah sakit agak lama, Sang penyair agung islam Muhammad Iqbal menghembuskan nafasnya yang terakhir pada 21 April 1938 dalam usia 65 tahun. Sayangnya beliau tidak sempat melihat sebagian dari usaha dan impiannya yang kemudian setelah ia wafat menjadi kenyataan.
Sesaat sebelum wafatnya, sang penyair besar itu menggoreskan sajak:
Bila beta telah pergi meninggalkan dunia ini, Tiap orang kan berkata ia telah mengenal beta Tapi sebenarnya tak seorang pun kenal kelana ini, apa yang Ia katakan Siapa yang ia ajak bicara Dan darimana ia datang.


Al-Qur'an

Mengenai Al-Qur'an, Muhammad iqbal menceritakan bahwa kitab suci ini telah menuntunnya kepada kesadaran yang mendalam dalam jiwanya katanya:
"Setiap hari selepas sholat Subuh, aku terus membaca Al-Quraan. Ayahku memerhatikan keadaan ini lalu bertanya: "Apa yang engkau baca?". Aku menjawab: "Aku sedang membaca Al-Qura'an". Demikianlah halnya selama tiga tahun ayahku bertanya pertanyaan yang sama dan aku memberikan jawaban yang sama. suatu hari aku bertanya kepadanya: "Apakah yang ada dalam dadamu wahai ayahku, engkau bertanya pertanyaan yang sama dan aku terpaksa menjawab dengan jawaban yang sama". Maka jawab ayahku: "sebenarnya aku ingin mengatakan kepadamu wahai anakku, bacalah Al-Qura'an itu seolah-olah ia diturunkan kepadamu". Sejak itulah aku mulai mencoba memahami kandungan Al-Quraan dan dari Al-Quraanlah aku mendapat cahaya inspirasi untuk sajak-sajakku". [Lihat Abu Al-Hasan Al-Nadawi, Rawa'ie Iqbal (Keindahan Iqbal, 1978)]
Dari sini jelaslah bahwa Al-Qur'an adalah sumber utama inspirasi syair-syairnya yang ditunjang dengan bakatnya yang besar dalam kesusastraan.
Tema Cinta
Iqbal seolah-olah tidak merasa puas dengan sajak yang pendek untuk menyampaikan maksudnya yang tersemat dalam hati dan pemikirannya. Dengan sajak yang panjang, ia bebas mencurahkan isi pemikiran dan mengalunkan perasaanya termasuk perasaan cinta yang menjadi fitrah manusia
Dalam menghayati keluasan cinta ini, Iqbal tidak pernah lupa bahawa kemuncak daripada segala yang dicintai ialah Allah Swt dan kekasih-Nya nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam. Mari kita nikmati suara hati Iqbal ini :
Titik yang bercahaya yang namanya ialah diri
Adalah bunga api hidup di bawah debu kita
Dengan cinta, ia jadi abadi
Lebih pintar, lebih membakar, lebih bersinar
Dari cinta bermula kegemilangan wujudnya,
Dan pembangunan kemungkinannya yang tidak diketahui
Keadaannya mengumpul api dari cinta
Cinta mengarahnya menyinari dunia
Cinta tidak takut pedang atau keris
Cinta bukan dilahirkan dari air dan udara dan tanah
Cinta mengadakan damai dan perang dalam dunia
Cinta ialah pancaran hidup
Cinta ialah pedang mati yang berkilauan
Batu yang paling keras retak oleh pandangan cinta
Cinta Allah akhirnya menjadi seluruhnya Allah
Dalam hati manusia bertempatnya Muhamamd
Tanah Madinah lebih manis dari kedua-dua alam
Oh gembiralah kota di mana tinggalnya yang dicinta
Konsep cinta Iqbal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menuntut penganutnya memberikan keutamaan cinta kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw sebelum cinta kepada yang lainnya.

Politik

Pada tahun 1927, Iqbal berkiprah di arena politik secara aktif dan Ia dipilih sebagai perwakilan Dewan Punjab selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1930 diangkat menjadi presiden Sidang Tahunan Liga Muslim yang berlangsung di Allahabad. Dalam kesempatan ini Iqbal mengutarakan ide pembentukan sebuah negara Islam Pakistan. Ide ini dibentangkan berdasarkan geografi, keagamaan dan kesejahteraan masyarakat Islam yang jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan masyarakat Hindu.
Tujuan membentuk negara islam itu ditegaskan oleh Iqbal dalam rapat Liga Muslim pada tahun 1930 yang mendapat dukungan dari para anggotanya. Sejak saat itu ide dan tujuan pembetukan negara islam tersebut diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat Islam India. Disebabkan gagasan ide ini, Iqbal telah diberi julukan sebagai : ‘Bapak Pakistan’.
Daerah-daerah yang diinginkan oleh Iqbal menjadi satu negara Islam India adalah Punjab, daerah perbatasan Utara Sind dan Balukhistan.
Di samping menyuarakan pembentukan negara Islam Pakistan, Iqbal juga menyeru kepada kebangkitan dan mempererat persaudaraan Islam sedunia. Bagaimanapun sebagai seorang yang dilahirkan di Timur, Iqbal tetap mempertahankan dan menyanjung kebudayaan dan keperibadian Timur yang halus, tinggi dan indah. Tentunya termasuk dalam arti kata Timur itu ialah hasil budaya masyarakat benua kecil India.
Terbentuknya negara islam Pakistan sebagaimana yang diasaskan Muhammad Iqbal dapat tercapai pada tahun 1947 setelah beliau meninggal dunia.

Penutup

Dalam mencari konsep sastra Islam, jelas bahwa Muhammad Iqbal adalah salah seorang tokoh besar yang dapat menjadi contoh. Iqbal tidak hanya semata-mata kepunyaan Pakistan, tetapi juga kepunyaan seluruh dunia Islam. Semakin dunia sadar akan kemurnian Islam, semakin terasa kebenaran pendapat dan falsafah Iqbal yang terpancar melalui syair-syairnya dan terasa dekatnya Iqbal itu dengan diri kita. Rahasia kejayaan dan kekuatan Iqbal bersumber pada Al-Qura'an dan al-Sunnah yaitu dua sumber besar yang terukti mampu merubah dunia dan telah disaksikan sepanjang sejarah manusia.
Melodi selamat tinggal akan menggema atau tidak
Nafiri akan berbunyi dari Hijaz atau tidak,
Hari fakir ini telah sampai pada batanya
Pujangga yang lain akan datang atau tidak.


Sumber tulisan:
Hadiah Majalah Al Azhar, Safar,1429 H/2008:
Penyair Islam, Dr.Muhammad Iqbal, Syaikh Abu Al-hasan Ali Al-husni Annadwy
Internet, Mas Google.com

Selasa, 20 September 2011

RAHASIA TENTANG HURUF...


Rahasia huruf yang terkandung dalam Alquran, secara tegas Rasulullah tidak pernah menjelaskan rahasia ini. Hanya saja beliau mengisyaratkan bahwa di dalam Alquran itu jika diringkas, inti Alquran itu adanya dalam surat Al Fatihah sehingga disebut ummul qur’an, … kemudian oleh ulama sufi di kembangkan menjadi suatu ilmu dalam mencari hakikat huruf atau firman ….

Mungkin cara yang ditempuh oleh para guru-guru sufi sering kali membuat bingung pengamat, sehingga mereka dianggap orang yang mengada-ada dalam beragama. Sebenarnya tidaklah demikian, … saya sendiri bukanlah penganut faham ajaran para sufi tentang rahasia huruf yang mereka kemukakan. Akan tetapi saya hanyalah orang yang mencoba mengerti methode yang di sampaikan sebagai pendekatan ilmu, … agar sang murid mudah memahami dalam arti hakikat. Bagi saya hal itu sah saja, karena di dalam memberikan pengertian arti tersembunyi sangatlah sulit, sehingga mereka mempunyai cara yang indah untuk memudahkan dalam memberikan arti rahasia ketuhanan dengan sederhana. Hal ini saya ungkapkan agar para pengamat tidaklah mencurigai ajaran para sufi ini.

Mari kita fahami rahasia huruf ini dengan pengertian kita sekarang…;.

Huruf adalah sebuah rumus yang pada mulanya tidak memiliki arti apa-apa, … kemudian tersusun menjadi sebuah kata dan susunan kata menjadi sebuah kalimat dari kalimat terkandung sebuah pengertian, … dan pengertian itu bukanlah sebuah kalimat !!

Kalau kita perhatikan sebelum ada kesepakatan manusia mengenai rumusan huruf, huruf adalah sebuah artikulasi yang timbul dari dorongan udara yang terhalang oleh pita suara pada tenggorokan, sehingga menghasilkan bunyi … kata ADUH !! AU !! bukan sebuah kalimat tetapi mengandung sebuah pengertian menunjukkan rasa sakit atau terkejut.

Seandainya rumus-rumus itu tidak ada maka huruf, kata, kalimat pun tidak ada, … akan tetapi walaupun rumus-rumus huruf tidak ada, namun hakikat pengertian dalam diri manusia tetap ada. Anda akan menemukan bahasa yang sama pada diri manusia seluruh dunia yaitu bahasa jiwa, yang tidak berhuruf, tidak bersuara, tidak bergambar. Maka benarlah jika demikian bahwa Alqur’an itu awalnya adalah bahasa wahyu (bahasa Allah) laa shautun wala harfun tidak berupa suara dan bukan berupa huruf yang di-translate kedalam bahasa manusia yaitu bahasa Arab !! Pada saat itu Rasulullah hanya mengerti dengan jelas apa yang telah turun kedalam jiwanya. Bahasa Allah itu berupa ilham / wahyu, menurut kamus bahasa Arab dalam Munzid, ilham itu berarti memasukkan pengertian kedalam jiwa orang itu dengan cepat. Dikehendaki dengan cepat, ialah dituangkan sesuatu pengetahuan-pengetahuan ke dalam jiwa dalam sekaligus dengan tidak lebih dahulu timbul fikiran dan muqadimat-muqadimatnya, … seperti binatang lebah, ketika menerima wahyu dari Allah, binatang itu tidak mengenal huruf, akan tetapi mereka mampu menangkap ajaran Allah ketika Allah menginstruksi-kan membuat rumah-rumahnya yang indah dan tersusun rapi dan cerdas !

Pengertian itu tidak terdiri dari rangkaian huruf atau suara. seperti perasaan CINTA dan Perasaan RINDU dan perasaan ini tidak ada tertulis huruf C-I-N-T-A, … walaupun anda tidak menggunakan rangkaian huruf dan suara mengapa anda memahami rindu dan cinta itu, … akhirnya anda menterjemahkan kedalam bahasa manusia menjadi aku rindu, aku cinta …. Keadaan ini sangat jelas dan tidak bisa bercampur dengan perasaan lainnya. Cinta itu sangat jelas tempatnya bahkan anda mampu menceritakan dengan bahasa yang lugas. Inilah rahasia firman Allah yang akan diungkapkan oleh ulama sufi dalam bahasa yang indah dan dimengerti oleh murid-muridnya.

Selanjutnya setelah anda mengerti akan uraian saya diatas maka marilah kita membahas maksud pertanyaan saudara mengenai rahasia huruf dalam Alqur’an.

Alquran mengandung 6666 ayat, terhimpun dalam AL FATIHAH dan Al fatihah pula terhimpun dalam BISMILLAHIRRAHMAN NIRRAHIM dan bismillahirrahman nirrahim terhimpun dalam Alif, sedangkan ALIF terhimpun dalam BA’ dan pada Ba’ terhimpun pada titiknya. Pada titik inilah awal mula semua kejadian bentuk huruf….

Hampir mudah sekarang kita memahami maksud rumusan diatas, karena kita tahu bahwa Al qur’an itu adalah firman Allah mengandung seluruh perintah dan larangannya, tata hukum dan sejarah bangsa-bangsa manusia, … pada seluruh rangkaian firman sebanyak 30 juz itu ternyata terangkum dalam ummul qur’an (Al fatihah).

Pada ummul qur’an menyimpulkan inti ajaran Alquran :
Tentang masalah ketuhanan yaitu sifat af’al dan Dzat Allah…Dialah Allah yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tidak ada yang berhak menyandang pujian kecuali Dia Dia lah tempat segalanya bergantung Karena Dia adalah penguasa alam semesta Kepada-Nya manusia memohon pertolongan dan petunjuk Demikianlah kesimpulan maksud ummul Qur’an, yaitu berserah dan menerima Allah serta bersandar kepada yang Maha menguasai alam dan diri manusia.

Berarti dari rangkaian ayat-ayat dalam Al fatihah adalah tertumpu pada huruf ba’ (dalam tata bahasa Arab sebagai ba’ sababiyah), artinya semua yang ada berasal dari huruf ba’ dengan sebab ismi (nama). Kalau di pisah bi- ismi- Allah (bismillah) semua yang ada karena sebab adanya Asma, pada Asma terdapat yang memiliki Asma yaitu Dzat, ini terangkum dalam arti titik, karena titik baru bersifat Kun (jadilah) maka terjadilah segala sesuatu. Karena kun-Nya yang dilambangkan dengan titik, merupakan asal dari segala coretan huruf berasal dari titik-titik yang beraturan menjadi garis, garis menjadi bentuk atau wujud. Sedangkan dzat tidak berupa titik karena titik masih merupakan sifat dari pada DZAT !! artinya Kun Allah bukanlah DZAT, karena Kun (kalam / wahyu) adalah sifat dari pada Dzat, bukan Dzat itu sendiri, … sehingga arti titik adalah akhir dari segala ciptaan, pada titik ini terkandung ide-ide yang akan tergores suatu bentuk dan pada wilayah inilah yang dimaksud para kaum sufi sebagai Nur Muhammad (cahaya terpuji), karena segala sesuatu akan memuja dan mengikuti kehendak Dzat, dan Dzat berkata melalui Kun-Nya, maka jadilah semuanya. Hal ini juga terurai dalam filsafat yang menunjukkan arti hidup, diurai dalam makna yang berbeda, akan tetapi mempunyai kandungan pengertian yang hampir mirip dengan uraian saya diatas.

Seorang guru besar mengajarkan kepada anaknya hal berikut :

Ambilkan aku buah pohon itu disana itu
Sang murid menjawab, Ini dia yang mulia ….
Belah dua-lah itu.
Sudah terbelah, yang mulia
Apakah yang kamu lihat ?
Saya melihat biji yang amat kecil
Belah dua-lah salah satu dari padanya
Dia sudah terbelah, yang mulia
Apakah yang kamu lihat didalamnya ?
Tidak ada sesuatu apapun, yang mulia

Sang guru berkata :

Yang halus ialah unsur hidup
Yang tak tampak olehmu
Dari yang halus itulah sebenar yang ada
Yang dari padanya sekalian ini terjadi
Itulah hakikat yang sejati,
Itulah hidup
Itulah kamu ……

Dari sebuah biji, terangkum ide-ide yang akan terjadi, … nanti akan ada sebuah akar yang menjulur, daun-daun yang hijau, batang yang kokoh serta buahnya yang ranum. Dan itu terangkum dalam sesuatu yang tak terlihat, yaitu hakikat hidup

Syekh An Nafiri menguraikan masalah huruf ini dalam kitab Raaitullah (Aku telah Melihat Allah). Beliau dalam pembahasan masalah hakikat juga menggunakan ‘huruf’ sebagai lambang segala sesuatu tercipta untuk mengungkapkan bahwa dzat itu bukanlah sebuah apa yang bisa digambarkan, sebab segala sesuatu yang masih bisa digambarkan disebut dengan huruf.

Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataan menjadi pendapatan, pendapatan bersama dengan perkataan akan menjadikan bilangan. Pendapatan disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan perkataaan disatukan dengan bilangan pendapatan menimbulkan kekuatan magis, dan atas dasar hukum peringatan hal yang demikian adalah masuk dalam kekufuran. Hukum bilangan kata adalah hukum bantah-membantah (sengketa) yang satu berlawanan dengan yang lain, hal mana membawa kepada kepiluan dan kecemasan, hal yang demikian adalah kemustahilan belaka dan menjadikan ketegangan dan keguncangan.

Asma (nama-nama) dan sifat-sifat dan Af’al (perbuatan-perbuatan) adalah hijab belaka atas Dzat ilahiat. Karena sesungguhnya Dzat ilahiat itu tidak dapat menerima pembatas. Dzat ilahiyat itu berada pada tingkat ketinggian, sedangkan pelepasan (penanggalan tajrid) dan Asma dan Ilahiyat adalah urut-urutan yang menurun. Asma dengan Dzat Asmanya berdiri tanpa perbuatan, Asma dapat berbuat hanya dikarenakan Dzat Allah semata…dan sesungguhnya persoalannya berkisar bagaikan perkakas dan alat-alat dan huruf di dalam surga adalah merupakan alat-alat dan perkakas…..

Kesimpulan dari semua keterangan diatas adalah:
Para sufi ingin memudahkan dalam pencaharian Tuhannya melalui firman dan ciptaannya….
Secara berurutan terurai sebagai berikut …
Alam adalah firman Allah yang tak tertulis (ayat-ayat kauniyah), dan
Alqur’an adalah ayat-ayat kauliyah …
Semua alam semesta tergelar atas Asma Allah (bismillah)
Asma terkandung kehendak …
Kehendak terkandung dalam sifat…
Sifat terkandung dalam Af’al
Af’al terkandung pada Dzat
Semua itu adalah hijab, karena asma, sifat, af’al bukanlah dzat itu sendiri … itulah yang dimaksud para sufi bahwa segala yang tergambarkan adalah HURUF, dan merupakan hijab, … dan Dzat berada dibalik TITIK … dzat tidak bisa digambarkan oleh sesuatu, … untuk mengetahui Dzat Allah harus menyingkirkan huruf dan titik, karena itu adalah hijab !!